
Pengertian Skizofrenia
Secara garis besar pengertian skizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang sulit membedakan antara realita dan imajinasi. Mereka para penderita penyakit ini telah kehilangan banyak waktu dalam berinteraksi dengan situasi realita atau dunia nyata, sehingga tampak tidak wajar bagi orang pada umumnya.
Ciri-ciri Kusus Pengidap Penyakit Skizofrenia
Pengidap kelainan mental ini sangat membingungkan, kadang muncul emosional yang sangat berlebihan dan dalam keadaan tenang atau sebaliknya, kekhawatiran atau resah yang sangat tidak wajar, susah membedakan antara kenyataan dan imajinasi, cemas dan panik yang tidak terkontrol.
Di indonesia sendiri sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang terjadi termasuk kasus yang di alami oleh anggota kepolisian dari Polres Melawi - Kalimantan barat yang bernama Petrus bakus. Namun patut di sayangkan karena penanganan khusus kasus ini masih sangat minim.
Hal ini masih selalu di kaitkan dengan mahluk halus, artinya mereka penderita kelainan ini banyak masyarakat kita yang beranggapan bahwa dia (pelaku) mengalami kerasukan mahluk halus atau jin yang mengganggu jiwanya.
Adapun pengobatan secara medis di anggap terlalu mahal dan memberatkan sehingga mereka lebih memilih yang terjangkau yaitu "dukun" atau perlakuan yang ekstrim seperti mengurung penderita di suatu lokasi tertentu adalah pilihan, padahal bukan itu cara yang terbaik.
Gejala Awal Penderita Skizofrenia
Taraf Pemfungsian
Taraf pemungsian adalah awal terjadinya kelainan ini yaitu ketidakmampuan seseorang/penderita dalam melihat berbagai obyek. Penderita hanya memperhatikan pada satu titik dan tanpa bisa memperhatikan sesuatu yang lain yang ada di sekitarnya. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan motorik seperti halnya di derita oleh penderita autisme.
Prilaku ini menimbulkan sesuatu yang berbeda dari biasanya, seperti menatap ke bawah dalam durasi yang sangat lama, sehingga membuat rasa cemas orang lain, dan menimbulkan berbagai pertanyaan tentang kondisi penderita.
Gangguan Bahasa dan Komunikasi
Gangguan bahasa dan komunikasi adalah gejala awal yang paling nampak pada penderita. Biasanya mereka mengulang-ulang suatu kalimat dengan nada yang sama dan dalam tempo yang tidak beraturan.
Bila di ajak komunikasi sering tidak menyambung dan justru malah membingungkan orang lain yang mengajak komunikasi, karena kebanyakan mereka memotong kalimat dan berkata sesuai dengan perasaan dirinya sendiri bukan pada tema yang di bicarakan.
Pada tahap selanjutnya, gangguan ini akan lebih terlihat pada cara berbicaranya secara terbata-bata dan semakin menjauh dari tema pembicaraan.
Isi Pikiran
Pada penderita skizofrenia isi pikirannya tidak mudah di mengerti. Dalam beberapa kasus penderita skizofrenia pada umumnya memiliki hasrat terpendam, ada juga yang beranggapan bahwa dia merasa sudah berhasil meraih apa yang di inginkan namun bersifat terlalu berlebihan.
Pemikiran penderita skizofrenia tidak bisa di pahami dengan mudah, karena ia selalu bersikap yang nyleneh, aneh dan tidak pada umumnya.
Persepsi yang Salah
Persepsi yang salah, penderita kelainan ini cenderung menyikapi suatu peristiwa kehidupan secara hiperbola (berlebihan). Misalnya, dalam melihat dokter, ia merasa keselamatanya terancam sehingga muncul kecemasan atau gelisah yang berlebihan.
Penglihatan dan pendengaranya sudah tak tentu arah dan tidak jelas, sehingga tidak jarang mereka (para penderita) ketakutan saat melihat obat atau peralatan medis.
Penderita ini pun semakin nyaman dengan ilusi yang dia alami dan berkaitan dengan harapannya. Biasanya orang yang datang dalam ilusinya adalah orang yang terdekat atau orang yang sudah dia kenal akrab.
Dalam situasi yang tertekan dan sendiri, penderita cenderung berbicara sendiri yang serasa ada yang ada di ajak berbicara.
Pemahaman yang Susah di Mengerti
Semakin lama semakin parah, bahkan penderita ini sudah lupa terhadap dirinya, siapa namanya, perempuan atau laki-laki dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, ia selalu menjelaskan dirinya secara berulang pada setiap orang, seperti perkenalan yang berulang-ulang.
Dan itu pun kadang di sisipi kata-kata yang di luar nalar pada umumnya, seperti "Aku dapat terbang, semua orang sangat segan padaku" dan lainya. Ekspresi muka akan menjadi sangat datar dan perasaanya sangat tidak peka, membuat orang di sekitarnya risih dan berbuat mengucilkannya.
Destruktif
Pada beberapa kasus penderita sudah tidak mampu lagi menjadwal aktifitasnya setiap hari, kalaupun bisa tetapi tidak dapat di lakukan secara benar dan disiplin, ia nampak tergesa-gesa dalam menjalankan pekerjaannya yang membuat kariernya hancur.
Proses dalam perubahan dari awal sampai selanjutnya pun berjalan tidak sama antara satu penderita dengan penderita lain, ada yang langsung mengalami perubahan yang signifikan ada juga yang bertahap. Namun sampai disini jika ada pemirsa yang merasakan, lebih baik konsultasikan ke dokter ahli.
Putus Hubungan dengan Dunia Luar
Pada penderita anak-anak mereka cenderung menarik diri dari aktifitas dunia luar dan lebih memilih mengisolasi diri. Ia tidak mampu berbaur dengan orang lain sehingga pada anak yang demikian lebih banyak yang di "buli" oleh kawan-kawannya.
Di sisi lain, penderita ini membutuhkan penanganan khusus, jika harus di tangani sendiri oleh salah satu anggota keluarga di pastikan kesulitan dan terlalu cepat lelah. Sedangkan para psikiater pun tidak akan terjun sendiri dalam menanganinya.
Motorik Terganggu
Motorik sangat berguna karena itu adalah reaksi dari setiap ekspresi yang di lakukan pada semua orang. Dan hal ini tidak di alami bagi penderita kelainan skizofrenia, ia cenderung berdiam diri pada posisi yang di rasa nyaman dari pagi sampai malam.
Ia tidak bisa bergerak bebas karena memang syaraf motoriknya terganggu, selain itu penderita skizofrenia tidak respek terhadap kebersihan diri, perasaan tidak tenang dan seperti ada yang selalu mengawasi dirinya membuat ia tidak bisa tenang dan merasa gelisah yang berlebihan.
Artikel lain:
Mengenal kesehatan jiwa
Itulah beberapa gejala awal penderita skizofrenia yang dapat kita ketahui dengan mudah, dengan demikian minimal kita dapat menilai sejauh mana kesehatan mental kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita masing-masing.
Semoga bermanfaat dan terima kasih