Penyakit Difteri dan Pengertianya

Penyakit difteri dan pengertianyaPenyakit Difteri dan Pengertianya - Saat ini indonesia marak berita tentang penyakit difteri.

Penyakit ini menyerang saluran pernafasan mulai dari tonsil, selaput hidung lalu menjalar ke tenggorokan dan bahkan mempengaruhi kulit atau mata sehat Anda.

Jika seseorang telah terinfeksi penyakit ini sebaiknya segera di tangani, karena bakteri ini bersifat bisa menular pada orang lain yang lebih sehat. Jika tidak, akan beresiko kematian. Pada tahun lalu sekitar 2012 jawa timur terjadi KLB difteri, karena banyak sekali kasus yang di laporkan, ada sekitar 700 lebih, dan kemungkinan penularanya pada semua usia.

Dua kemungkinan seseorang terinfeksi bakteri adalah karena tertular orang lain atau karena karier difteri. Karier difteri adalah seseorang yang sehat tetapi saat di lakukan tes terdapat positif adanya bakteri difteri, hal ini bisa terjadi karena radikal bebas yang mengandung bakteri dan hinggap ke tubuh orang yang sehat.

Bakteri penyebab penyakit ini ada dua yaitu Corynebacterium diphtheriae dan Corynebacterium ulcerans. Masa inkubasi (Saat bakteri masuk ke dalam tubuh sampai gejala muncul) penyakit ini adalah sekitar dua sampai lima hari.

Gejala Penyakit Difteri

- Timbul demam dan menggigil

- Kesulitan bernafas atau timbul pernafasan dengan interfal cepat

- Kelenjar Limfa yang ada di leher membengkak

- Terasa lemas dan lelah

- Hidung keluar ingus, awalnya cair selanjutnya semakin kental dan kadang berdarah

- Terdapatnya semacam membran berwarna abu abu yang menutupi tenggorokan dan amandel

- Sakit tenggorokan dan suara serak

Penularan Bakteri

Bakteri penyebab penyakit ini sangat mudah menular kepada orang lain. Sarana penularan tersebut bisa melalui bersin atau beberapa hal berikut.

- Benda atau sarana lain yang sudah terkontaminasi seperti pakaian, sepatu, handuk dll

- Minuman susu yang belum melalui proses sterilisasi atau pasteurisasi

- Kontak langsung dengan hewan seperti sapi atau kambing

- Sentuhan langsung dengan penderita (Biasanya terjadi pada daerah yang padat penduduk)

Bakteri ini mengeluarkan semacam toksin atau racun yang bisa membunuh sel sel dalam tubuh kita. Sel sel yang mati akan menyebabkan membran dan berwarna abu abu, selain itu racun ini juga bisa menularkan melalui darah dan menyerang jantung juga sistem saraf.

Ada beberapa sebab lain yang beresiko terjangkit penyakit ini di antaranya

- Akses pelayanan kesehatan yang kurang memadai

- Kualitas vaksin yang tidak maksimal

- Kurangnya imunisasi

- Faktor lingkungan yang tidak sehat, kumuh dan mempermudah akses bakteri menginfeksi penduduk

- Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah tentang pentingya imunisasi

Diagnosis dan Pengobatan

Diagnosis penderita terlihat biasanya sejak awal timbul gejala. Dokter bisa mengambil sampel lendir yang ada di tenggorokan, hidung, bisul atau darah untuk di periksa di laboratorium.

Jika seseorang telah di duga tertular penyakit difteri biasanya dokter sudah bersiap untuk mengambil langkah awal seperti perawatan dengan cara mengisolasi korban dan memberikan obat antibiotik dan antitoksin.

Obat ini akan membantu tubuh dalam membunuh bakteri dan menyembuhkan infeksi yang telah terjadi. Sementara dosis di sesuaikan dengan lamanya terinfelsi dan tingkat keparahan gejala yang di timbulkan.

Sebagian penderita sudah tidak akan bisa menularkan bakteri lagi setelah minum obat antibiotik selama dua hari namun sebaiknya pengobatan tetap di lanjutkan samapai sekitar dua minggu sesuai dengan anjuran dokter. Setelah itu jika masih di ketemukan bakteri difteri, penderita akan mendapatkan tambahan perawatan sekitar 10 hari lagi.

Sementara obat anti toksin berfungsi untuk menetralisir toksin yang telah di keluarkan bakteri dan menyebar ke bagian tubuh lain. Tetapi sebelumnya biasanya dokter akan menanyakan kepada penderita apakah dia ada alergi obat atau tidak.

Jika terdapat alergi obat maka dokter akan memberikan obat dengan dosis rendah dan semakin di tingkatkan dengan melihat kondisi penderita setelah mengkonsumsi obat tersebut.

Bagi penderita yang di ketahui kesulitan bernafas maka di anjurkan untuk di lakukan pengangkatan membran dan bagi yang mengalami bisul di kulit di anjurkan untuk membersihkan dengan memberikan sabun anti bakteri secara terus menerus.

Selain penderita yang mendapatkan pengobatan, di anjurkan pula bagi orang yang ada di sekitar penderita seperti anggota keluarga lain dan kolega atau petugas medis yang menangani penderita untuk mendapatkan pemeriksaan ke dokter.

Komplikasi Difteri

Pengobatan penderita penyakit difteri harus segera di lakukan terutama bagi penderita anak anak karena di mungkinkan satu dari lima penderita difteri balita dan usia di atas 40 tahun meninggal dunia.

Komplikasi yang terjadi sangat berpotensi mengancam jiwa, hal ini menjadi lebih serius lagi jika sudah menyebar ke banyak orang lain lagi. Beberapa komplikasi yang dapat mengancam jiwa adalah

- Masalah Pernafasan.

Pada tahap ini membran abu abu akan menggumpal dan mengganggu proses pernafasan, selain itu beberapa partikel sel yang mati akanmasuk ke dalam paru paru dan menyebabkan komplikasi yang lebih parah lagi. Dengan demikian akan menghambat proses pernafasan dan berakhibat gagal nafas.

- Kerusakan Jantung.

Selain paru paru toksin akan masuk ke jantung dan menginflamasi otot jantung atau miokarditis. Kejadian ini akan menimbulkan resiko detak jantung tidak teratur dan gagal jantung, sehingga berpotensi meningal mendadak.

- Kerusakan Saraf.

Toksin yang di keluarkan bakteri akan menginfeksi dan menimbulkan sulit pernafasan dan sulit menelan. Masalah kandung kemih juga kelumpuhan diafragma dan pembengkaan saraf tangan dan kulit. Masalah saluran kemih menjadi awal permasalahan kerusakan saraf yang akhirnya mempengaruhi diafragma. Kerusakan saraf sangat mungkin terjadi dan semakin meluas apalagi jika penanganan terlambat.

- Difteri Hipertoksik.

Pada tahap ini penderita di kategorikan penderita difteri parah, karena beriko terjadi pendarahan dan gagal ginjal. Sebagian besar pendarahan ini di sebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.

Pencegahan Difteri

Pencegahan terhadap penyakit ini bisa di lakukan dengan cara imunisasi atau vaksinasi. Pencegahan terhadap penyakit difteri tergolong vaksin DPT. Vaksin ini termasuk Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan). Vaksin ini di berikan lima kali pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 1,5 - 2 tahun serta lima tahun.

Vaksinasi tersebut dapat melindungi anak tersebut sampai seumur hidup tetapi alangkah lebih baiknya jika di berikan lagi pada usia 11-18 tahun, untuk memaksimalkan manfaat dan efektifitas vaksinasi tersebut.

Bagi penderita yang sudah sembuh di harapkan tetap mendapatkan vaksinasi, karena memiliki resiko dapat tertular kemabali.

Semoga bermanfaat dan terima kasih




THE LANGUAGE YOU USE

Copyright © infokesehattan.blogspot.com | Powered by Blogger

Protection by DMCA.com Protection Status Protected by Copyscape